Kamis, 28 Maret 2013

hidup di ujung sumsum




        


            Daun tak selalu berwujud daun, batang juga begitu, tak selalu berwujud selayaknya batang pada umumnya. Itu berdasarkan pemikiranku saat ini. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Apakah masih ada anggapan seperti itu ?. memang dalam ilmu IPA aku sering di jelaskan tentang pewarisan sifat dari orang tua. Pewarisan sifat itupun juga dapat di pengaruhi factor dari luar. Itu yang terjadi pada diriku saat ini. Sifat yang berbeda dari kedua orang tuaku . aneh ya ? apa aku ini anak adopsi ? tapi hasil tes AND sama persis dengan ayahku . mungkin itu semua factor dari luar. Maka dari itu aku berpendapat bahwa daun tak selalu berwujud daun. batang tak selalu berwujud batang.
            Pagi pagi sudah di uji kesabaranku. Ya seperti biasa aku di marahi ibuku. Makanan sehari hari sampai sampai menjadi tambahan aktivitasku. Cuci piring , jemur baju, terlambat datang ke sekolah, di hukum pak agus satpam, dapat point tambahhan sampai sampai pointku numpuk mendekati 20 hanya karena terlambat sekolah. Huffffftttt nasibbb nasibbb kurang 10 point lagi orang tuaku akan di panggil ke sekolah. Di skors ? di hukum ?? enggak efek dalam kehidupanku. Memang aku anak perempuan, tapi jangan salah fikir aku anak yang cerdik dalam membuat alasan, tapi selalu ketahuan berbohong, aku anak lumayan pandai bahasa jerman, matematika samapai IPS tapi itu semua dulu sebelum aku belajar meninggalkan dunia pendidikan menjadi seorang yang tak bermanfaat kata ibuku. Terdengar jelas di telingaku sontak lebih malas lagi aku menimbah ilmu. Rasanya ingin bolos sekolah tiap hari.
            Di rumah sempit ini tinggal ibuku , ayahku dan aku. Tapi itu 3 tahun yang lalu sekarang hanya ada 2 ekor angsa hitam. Aku dan ibuku. Keluarga kami broken lebih enak di dengar cerai. 3 tahun lalu aku mengalami depresi berat hanya dapat menangis di dalam kamar dan membeli obat obatan yang tak berguna dengan harga relative murah. Itulah anak Indonesia sekarang tercermin pada diriku 3 tahun lalu. Tapi sekarang sudah berkurang kebiasaanku ini. Kebiasaan mengkonsumsi obat obatan yang seharga gopek.
 Petualanganku di mulai hari ini. Karena aku lulus SMP dengan nilai yang sangat sangat memuaskan bagiku yaitu 24,00 . hamper tidak lulus tapi tuhan sayang denganku jadiiiii di kasih deh tulisan LULUS di ijasahku.
Hari ini aku masuk SMA tunjunang 2 dengan berseragam olahraga memakai topi kardus roti, di kuncit 4 memakai pita selayaknya orang GILA. Ya hari ini MOS yang di dampingi kakak OSIS setengah miring otaknya , biasa aku sebut seperti itu. Kakak kelas ku tergolong anak LABIL dengan bahasa sedikit LEBAY. Sepertinya aku juga sedikit tertular virus itu. Oke, aku punya teman cowo cupu berkacamata tinggi besar yang penting bukan gendruwo , tapi masih berwujud manusia namanya bagus. Dia pinter banget, heranku kenapa bagus dekat dekat denganku ? jangan jangan…… naksir anak linglung , alias aku. Bel istirahat berbunyi calon anak anak gila dalam tahap MOS di giring ke kantin untuk makan. “bagus lu kagak mau makan ? gue bawa roti nih ?” tunjukin roti roma ke muka bagus . “kaga deh, gue lagi puasa.!” Di tolaknya roti dari ku. “ hahahahaha puasa apa lu ? puasa rebo kemis ? ade ade aje lu “ dengan wajah menantang aku bertanya kembali. “ apaan sih lu ? dasar lu OON ‘ gue puasa daud !! tau gak lu ! emang tuh wawasan lu kurang “ wajahnya memerah seketika. Langsung saja aku terdiam menjauh menjauh . brooookkkk jatuh deh karena pagar belakang yang aku tabrak. Haduhh jadi malu .
           
            “adek adek selamat makan ya kakak juga mau makan. Jangan lupa berdoa ya” kata kakak OSIS yang paling genit. Berdirilah aku menghadap kakak osisku dengan wajah jengkel di buatnya pada MOS hari ini . “apa ? adek adek ? emang lu pernah nikah sama abang gue ?” sontak seketika semua yang ada di ruangan tertawa terbahak bahak samapai si dodo yang kencing di celana. “apaan sih kamu ? ayo pergi” bagus menarik bajuku  agar segera keluar dari kantin . bagus hanya terdiam, aku juga diam, tak berkata sepatah dua patah kata di buatnya. Tapi semua itu hancur seketika aku kentut di sebelah bagus. Wajahnya memerah menahan tawa . sebenarnya ini bukan ajang tahan tawa tapi kenapa wajah bagus seperti orang yang di tantang saat acara tahan tawa. “lu mau ketawa ya ketawa aja, kaga apa apa kok. Hehehehehe “ tertawa kencang yang sangat sekali keluar dari mulut bagus . “ pertama kali gue dapat teman seaneh elu dalam masa pendidikan gue sampai saat ini” . bagus mulai bercanda denganku. Sambil seolah jadi pereman kamar mandi di depan pintu samapai bel pulang berbunyi. Kami segera berlari keluar halaman sekolah . seperti biasa aku menaiki angkutan umum, sedangkan bagus menaiki sepeda moto milik bapak tirinya. “ayo gue anter samapi rumah?” tawaran bagus kepadaku. “kaga deh gus nanti gue mau mampir ke apotik untuk beli obat gopek “ jawabku cengar cengir dengan wajah tanpa dosa. “ apa obat gopek ? apaan tuh ? obat aborsi ?” tanyanya penasaran . “ ngawur lu, bukan cuman obat ngefly “ aku lari kencang dari pandangan bagus.
            Menjelang malam aku duduk di teras rumah. Ibu menghampiriku . kami membicarakan tentang MOS di sekolah baruku. Ya terus terang aku ceritakan semuanya tanpa sensor kepada ibuku. Ibuku hanya dapat menasehati kali ini ibuku tidak memarahiku karena dia sedikit sakit gigi. Dan tak lupa aku ceritakan teman baruku bagus kepada ibuku . setelah aku bercerita ibuku memndangku lama sekali. Jadi aku sedikit salah tingkah di pandang ibuku . “kenapa sih bu ? ibu naksir aku ? hehehehe “ tanyaku kecentilan “ dasar anak ngawur , ibu masih normal “ jawab ibu sontak “ kamu lagi naksir bagus ya ? jawab jujur ? bagus anak cupu itu yang kamu ceritakan pada ibu tadi ?” ibu bertanya mengejar jawaban dariku . “ apa sih bu , aku gak suka anak cupu berkaca mata bu , bagus kan seperti genderuwo bu . gede banget “ jawabku dengan sedikit gugup dan akhirnya ku tinggalkan ibu.
            Sejuknya embun pagi, sedingin kutub selatan di desaku ini banyak pohon pohon mulai bangun dari tidurnya. Pagi ini akhir dari MOS sekolahku . pelepasan semua aktribut MOS tetapi masih memakai baju tentunya. Aku berangkat menaiki mobil berwarna kuning dengan berdesak desakan . maklum harus berbagi dengan orang lain, kita kan orang yang sosial. Tiba di SMA ku, besalaman dengan guru guru dan di lontarkan kata kata selamat sudah melewati masa masa MOS sampai hafal di telingaku. Hari ini aku masuk dalam kelas IPA X8 sedangkan si bagus IPA X1 . ya kelas kami jauh sekali jaraknya. Di kelas aku duduk sendiri tanpa teman mungkin itu teasa lebih nyaman bagiku. Tanpa berbincang bincang karena seluruh teman di kelasku anti dengan bocah linglung selayaknya aku. “Ok fine no problem tanpa temen, gue juga dapat hidup” ngomong ngomong sediri di dalam batin yang terasa sedikit trsiksa. itu prinsipku yang kedua .
            Di kelas masih belum ada pelajaran. Di kelas hanya ada anak anak yang lebay ngobrol dan bergosip. Serasa gerah di kelas, jalan akhir aku keluar kelas menuju perpustakaan entah kenapa jiwa ku terpanggil untuk menuju perpustakaan seperti yang sering aku lakukan 3 tahun lalu. Di perpustakaan suasana sepi sekali hanya ada suara seorang berbisik bisik dalam berkomunikasi. Ya aku pilih pilih buku yang aku suka . tidak terasa aku memegang buku jar of hearts karya baliyun ternyata tanganku disentuh seorang anak laki laki . Menoleh sedikit ke kanan ternyata benar dugaan ku si bagus. “lho lu kok di sini? Ternyata anak linglung juga suka ke perpustakaan ya “ tanyanya dengan volume suara kencang “susttttt gue kesini cuman pingin baca buku doang, gerah di kelas cuman ada AC gossip doang” jawabku dengan suara berbisik di dekat telinga bagus, entah kenapa tersasa sedikit berbeda dari hari hari kemarin . tersa lega sekali di hati setelah melihat wajah bagus. “oww oke gue temenin lu baca buku ya bocah linglung” bagus tertawa kecil sambil menepuk nepuk kepalaku . kami membaca sekitar 2 jam, mataku serasa hampir berpenyakit minus . hahahaha . tapi terasa seru jika ada di dekat bagus. Bel pulang berbunyi “oke bye bye gus gue balik ya”, “oke nanti aku tunggu di depan pintu gerbang sekolah, gue anter lu sampe ke rumah” ujar bagus . ternyata ada pengunguman penting di klas ku aku melihat dari kejauhan ada bu sugik masuk ke kelasku, buru buru aku berlari sambil berteriak “ookkkeee”
            Tin tin” ayo” bagus membawa motor memakai helm tanpa merk. “oke ayo” jawabku . terasa nyaman di boncengya di perjalanan kami hanya sedikit berbincang. Sesampai di rumah ternyata ibu tak ada, mungkin ibu sedang bekerja di kantor dan belum pulang karena lembur. “makasih ya gus lu baik banget “ ujarku tersenyum bahagia . “oke no problem” jawab bagus “gue pulang ya, jaga diri baik baik, bye bye” bagus meniggalkanku. Ya aku merasa sedikt bangga bisa kenal anak se pintar dan sebaik bagus. Membuka pintu rumah aku merasa sesak tak karuhan , aku merasa ada yang mencekikku . hitam gelap pandanganku . terbangun membuka mata selebar lebar terlihat ibuku menangis khawatir di temani seorang perempuan rekan kerja ibu ku. Aku segera di bawa ke rumah sakit dan di priksa sana sini. Apa hasil dari semua itu ? ibu tak bercerita sedikitpun tentang penyakitku. Ya mungkin hanya asma.aku juga tak takut dengan penyakitku yang ini. Ibu juga tak begitu khawatir. “kamu jangaan kosumsi obat obatan lagi, dengar kata ibu.” Ibu menangis menatap mataku tanpa daya ini. “aku enggak mengonsumsinya lagi bu, aku akan berubah seperti 3 tahun lalu”  memeluk tubuh kecil ibuku dengan wajah kasian. “ ada apa sih bu sebenarnya ? aku sakit apa “ tanyaku tanpa melepas pelukanku. “kamu itu sehat tidak ada apa apa tapi janji kepada ibu untuk tak mengonsumsi lagi, janji ya nak “ ibu berkata dengan wajah meyakinkanku. “iya bu aku janji”
            Keesokan hari aku tak masuk sekolah. Mungin sekarang teman teman sedang merayakan pesta tanpa kehadiranku di kelas. Ya aku bagga punya teman langka seperti mereka. Tok tok tok . ada tukang bakso lewat aku berniat membeli bakso membawa mangkuk keluar rumah. Membuka daun pintu ternyata ada si bagus di teras berbincang bincang dengan ibuku. Aku keluar rumah terlihat kedua itu kaget. si angsa hitam dan si beruang ketakutan melihatku bak seperti pemburu saja aku ini. Bagus menatapku dengan penuh kasih sayang “lu mau kemana ? beli bakso ? mana gue belikan jangan pergi sendiri gue khawati dengan kondisi lu “ bagus menghampiri dengan wajah seolah tak terjadi apa apa dalam perbincangan antara si angsa dan beruang. “kamu tidur aja nak, ibu dan nak bagus nanti yang belikan” ibu dengan nada lemah lebut seperti pasir di kali bahkan lebih lembut lagi.
            Apa apaan sih ini ? aku bingung dengan semua sifat ibu yang berbeda semenjak aku sakit. Ya sudah aku kembali berbelok ke kanan menuju gagang daun pintu tanpa daya aku jatuh tak dapat membuka mata terasa tak berdaya hanya terdengar teriakan ibu dan abang bakso tanpa mendengar teriakan si bagus. Memang bagus orang tanpa omong. Tak ingat lagi setelah kejadian itu, ternyata aku sudah ada di kamar dengan infus menancap di tangan kiri ku di sertai alat bantu pernafasan yang di tancapkan di hidungku. “apa apa an ini ? gue sakit apa sih gus ? risih deh!! sakit seperti ini saja pakai infus segala” teriakanku kepada bagus. “sudah deh lu itu jangan sok kuat diem lu apa gue tonjok lu anak HC sialan lu, cuman bikin orang deg deg an , cuman bikin orang tanpa harapan sialan lu “ jawab bagus di sertai tangiasan kesedihan. “ apa sih maksut lu ?” bingung sama tingkah beruang yang satu ini . “gue itu bukan beri harapan palsu gus, gue suka lu, gue sayang lu” jawabku keceplosan. Dasaaarrr anak labil. “apa lu suka gue ? beneran ? tapi lu gak cocok sama gue . gue beruang rumahan sedangkan lu angsa hitam HC “ jawab bagus sedikit membuatku tertawa “ gue anak HC ? bukan ! gue angsa hitam rumahan. Enggak ulangi lagi kejadian deh 3 tahun lalu gus tenang aja lah “ jawabku menepuk nepuk kepala bagus biar ketularan pinter pikirku.
            Jangkirk rumah ku sudah berbunyi tandanya sudah jam 7 keatas . tok tok tok ibu membuka pintu ternyata teman teman satu kelas ku datang. Tanpa membuang buang waktu ibuku segera menyuruh semuanya duduk di ruang tamu. Ternyata si bagus yang membawa mereka kemari. Dengan wajah dlongap dlongop aku kehabisan kata kata teman teman yang membenciku , sekarang berubah berjuta juta derajat menjadi sangat perhatian denganku . tanpa di sadari aku terasa lemas dan tak sadar kembali. Melewati sebuah cerobong asap rumah tetapi berjalan melayang aku bertemu ayahku di sana tersenyum dan berkata sesuatu yang tak aku dengar. Terbagun karena bau kentut salah satu temanku yang paling gemuk ohhhhhhhhhh baunya . HOT banget, membuka mata di sambut senyuman peri peri kecil dengan macam macam gigi yang ada. Tidak bisa berkata apa apa aku hanya tertidur di temani bagus . temanku pulang setelah aku tersadar . “bagus aku kenapa memangnya ?” tanyaku “tidak kamu hanya” , “hanya apa gus?hanya memiliki kelainan di syarafku ?” perbincangan aku potong sekilas “iya syarafmu sedikit rusak Karen obat gopekmu” jawab bagus geregetan “ aku gak bisa sembuh gus ?, hanya di ranjang saja gus ? tidak bisa sekolah gus ? tidak bisa membaca di perpustakaan denganmu gus ?” tanyaku terus menerus “ sudah sudah lu bisa lakuin semuanya yakin sama gue , lu harus tanggung jawab sama penyakit yang lu buat” keluar titik air dari matanya yang kemudian aku usap dengan jariku lalu memegang tangan bagus “ aku akan berjuang demi kamu kok gus, aku ingin hidup dengan kamu gus, tenang aja gus anak HC bisa pacaran dengan anak rumahan” uajar ku menghibur sedikit “berjuang demi gue dan semuanya yaaa, gue yakin pasti bisa” . ibu melihat aku berjanji kepada bagus tenyata sudah di bawa ambulan datang kerumah . adegan romantis ala korea selesai sudah. Aku di bawa di rumah sakit di periksa dan ternyata aku harus menjalani cangkok sumsusm tulang belakang yang sama denganku .
            Untuk pencegahan dokter memberiku obat menghamabat rasa sakit yang harus di minum 3 jam sekali. Akhirnya aktivitas sehari hari dapat aku jalani dengan menghilangkan jadwal omelan dari ibu.terasa hambar dehhh kurang Hot. Hehehehehe. Aku berangkat sekolah dengan di jemput bagus pulang juga dengan bagus samapai akhirnya aku tak kuat berjalaan bagus juga yang menggendongku untuk masuk ke dalam mobil dan di bawanya ke taman untuk mengirup udara segar. Tanpa dengan kata kata mulai berkurang kebawelanku sebagai anak HC angsa hitam. Rutin setiap 1 minggu sekali keluar dengan bagus untuk pergi ke taman dengan naik di atas kursi roda, mengesankan kisah dramatis seperti orang yang hampir mati. “aku ingin hidup denganmu , aku ingin mati karenamu, aku sanggup berbagi denganmu karena kamulah belahan jiwa ku aku yakin kamulah cinta sejatiku. Hiduplah bersamaku dalam kesederhanaan kesendiran melarikan diri dari kota setelah kamu oprasi cangkok sumsum denganku” bagus berkata puitis sekali “ apa gus ? gue ? enggak usah gus gue bentar lagi juga redup, kawat wolfram gue juga mau putus kok gus, jangan sia siain hidup lu gus, tetap bersemnagat dalam hidup lu tanpa angsa hitam gus “ gue menitihkan air mata tanpa henti. Bagus membawaku ke rumah sakit memriksa sumsumnya sama atau tidak dengan sumsumku . setelah beberapa saat aku menunggu . ternyata hasil itu menunjukan sumsum bagus sama persis dengan jenis sumsumku . besok kami membuat kesepakatan oprasi . malam gelap di temani suara jangkrik seperti malam tanpa lampu di mataku gelap tanapa ada bayangan sedikitpun . kring kring .”buuuuuuuuuu , ada telefon “ teriakanku ibu tak menjawa aku angkat gagang telefon dengan penuh perjuangan berjalan di bawah menggunakan tangan. Tak aku sangka ternyata itu kabar duka ayah ku ayah ku sedang PDKT dengan penyakit koma di rumah sakit hidupnya memiliki peluang kecil sekali , aku tak berarti tergeletak lemah di depan televisi. Ibu menghampiriku dengan bergantian berbicara dengan polisi di dalam telefon rumah. Ayahku mengalami kecelakaan dengan truk pengangkut kertas. Tak lama kemudian Kami segera ke rumah sakit.sebelumya hari ini bertepatan dengan jadwal oprasi sumsum dengan bagus . akhirnya kami tunda untuk mengunjungi si tua yang sedarah denganku.
            Dokter menyarankan agar sumsumku di cangkok dari sumsum ayah ku karena dokter melihat semuanya akan berkahir jika tertuda salah satu dari bagian ini. Memilih antar cangkok atau membatalkan cangkok akan ada salah satu yang meninggalkan kehidupan dunia. “ambil sumsum ayah nak, ayah berkoban demi kamu semua salah ayah nak ayah akan senang jika ayah masih bergua di matamu ayah ingin kamu mempergunakan kesempatan ini” ayahku menetihkan air mata kesedihan lalu aku melihat mata ayah ku membuka terakhir kalinya. koma tanpa batas dengan detak jantung sangat lemah aku putuskan mengambil hasil sumsum ayah ku . oprasi akan di jalani segera tanpa menunda nunda jadwal kembali. Aku di antar bagus dan ibu menuju ruang bedah. Membaca tulisan bedah saja aku sudah takut di buat keringat dingin karenanya.
 aku tersadar dalam kepuliahan. terbangun di sebelah bagus, dengan mendengar kabar duka dari ayahku demi aku “itu pengorbanan ayah kamu, jangan menangis tetap tegar, kamu bisa kan “ Tanya bagus melihat seorang anak HC angsa hitam kehilangan pandangan. aku terdiam menangis tak karuan. Berduka yang mendalam hanya karena obat obatan gopek yang aku beli.
            1 tahun kemudian aku masih kelas X8 tetap tiggal di kelas yahhh si bagus kelas XI1 jadi adek kelas dong aku. Di tinggal peri peri dengan macam macam gigi. Matahari bulan sudah dapat kulihat jelas dalam keseharian Aku mulai menjalani aktivitasku rutin setiap hari dengan beradaptasi memiliki anggota tubuh yang baru.



Karunia rahma arifin







1 komentar: