Minggu, 24 Februari 2013

mentari penyemangatku




             Pagi hari yang cerah aku tatap dengan lembut dan ku sambut dengan senyum kecil penuh makna. Di temani ibu ku aku menatap mentari dan selalu bertanya Tanya. Aku bingung yang dilakukan semua orang untuk mengisi sisa hidup yang di miliki. sampai aku dewasa ini aku juga belum mengetahui apa arti hidup ku. Aku mencoba mencari cari arti hidupku dan jati diriku. Berinteraksi sosial, saling mengenal, aku lebih mengetahui arti hidupku. Aku tinggal hanya dengan ibuku saja. selama 11 tahun aku tinggal dengan ayah dan ibuku. Kami merupakan keluarga yang rukun, tapi seatu ketika keluarga kami di timpa musibah karena kecerobohan ayahku.
            Pertama di mulai sejak aku kels 6 SD. Ayahku termasuk orang yang glamor suka berlebihan dan menghabur hamburkan uang. Memang kami hidup serba cukup. Uang sesalu mengalir bahkan sehari kami bisa menghabiskan 1 juta hanya untuk makanan dan pakaian. Aku sadar perbuatan ayahku ini kurang bik di sector ekonomi, aku sadar itu semua untuk ku untuk kebahagiaanku dalam materi. Tetapi aku hanya berdiam memandang dan menerimanya. Sampai suatu ketika di perusahaan rental mobil ayahku mengalami kebangkrutan, keluarga kami di ambai ketakutan, kami diselimuti kesedihan. Tak lama kemudian ayahku hutang ke bank sebesar 1 milyar, dia menggambil resiko besar hanya untuk kehidupan keluarga.
            Setelah 3 bulan berjalan ternyata ayahku tak bisa melunasi hutangnya. Dia kehilangan banyak harta hanya karena kesepeleaan memilih karyawan. Di rumah sederhana tapi tergolong mewah aku menatapi banyak barang yang sudah di ambil alih bank, bahkan rumah, mobil, sepeda bahkan samapai lemaripun sudah di jabel bank. Ibuku dan ayahku memikirkan semuanya samapai ketemu jalan keluar, kami harus melarikan diri sejauh jauhnya dari kota Surabaya.
            Tepat pukul 10 malam aku dibangunkan ibuku dan ayahku. Perjalanan menuju suatu daerah perkebunan teh dingin sekali aku di dekap erat ibu. Di sepanjang perjalalan keluarga kami hanya berdiam tanpa sepatah kata. Sampai tibapun ibu dan ayah tidak berbicara hanya pada saat aku akan di tinggalkan ayahku, Ia berkata “jadi seorang perempuan yang berguna di Negara, ayah yakin apabila aku berguna di Negara pasti kamu juga berguna di keluarga”, Aku hanya mengangguk tak menjawab dengan kata dengan wajah ketakutan. Sampai akhirnya aku ditinggalkan ayahku.
            Ini hidup baruku di rumah sederhana, hanya apa adanya, detemani seorang ibu yang tegar dalam membimbingku. 6 tahun berlalu. Kehidupan baru mmebuakan hasil ketika aku lulus SMA dengan nilai sangat sangat memuaskan. Ibu senang, ayah pasti juga senang jika mengetahui itu. Aku seorang gadis kuper akan mewujudkan cita citaku menjukan kepada dunia sebesar mana kemampuanku. Aku terus berlatih untuk menjadi yang terbaik di hidupku.
            Aku sudah tumbuh dewasa menjadi seorang yang baik,  hidup sederhana, dan jujur. Sekarang aku akan pergi ke bangku kuliah betapa senangnya hatiku menjadi seorang mahasiswa. Hari hari kulewati tiap pagi selalu menyambut mentari. Itulah semangatku ingin secerah mentari. Beberapa hari aku menunggu pengunguman dari universitas walau sedikit takut tapi semanagt ku tak surut dalam penantian. aku membantu ibu untuk berjualaan nasi pecel di desa sebelah. Bisa di bilang lumayan laris. Setiap hari aku menatapi anak anak kecil, remaja, hingga dewasa hanya menganntungkan sebuah harapan dari ladang perkebunan, bahkan ladang itu bukan miliknya.
            Dalam hati aku menjerit dalam hati ku aku menangis. Tapi aku menujukan senyum kecil untuk anak anak desa. Di sana hanya ada SD itu pun tak layak di pakai. SMP dan SMA tak ada. Sewaktu aku SMP dan SMA ibu selalu bekerja keras untuk membayar ojek yang kunaiki. Aku sangat sayang ibuku dia rela berkorban demi aku, aku juga sayang ayah . yang  sekarang entah kemana perginya bak hilang di telan bumi bahkan hilang taka ada di bumi.
            Hari ini mendung, air hujan akan turun membasahi dagangan ibuku. Segera aku memasukan bahan bahan dagangan ke tempat yang lebih aman. Kami pulang berjalan kaki sejauh 1 km. kami bercanda gurau tertawa melihat sana sini untuk menghibur diri. Di tengah perjalalan kami berhenti sejenak ibu mengambil air minum dan menawarkannya kepada ku, dia berkorban tidak minum seteguk air hanya demi aku. Merasa kasian kepadaku lalu sontak menolaknya “aku tau, ibu haus minum saja bu. Aku ini anak yang tegar bu aku ini seorang yang kuat. Apa aku bisa hidup jika aku tidak kuat bu.! ” Itu yang aku katakana kepada ibuku. “Ndok kamu itu emang kuat kamu bisa hidup ibu percaya sama kamu ndok”. Ibu berkata dengan nada yang sangat lembut dengan senyum kecil di tambah air mata yang turun.
            Keesokan hari aku mendapat kabar gembira, di terima di universitas yang aku dambakan sontak aku sujud syukur kepada sang maha kuasa membasuh kaki mungil ibuku dan berkata “ saya bisa bu, saya akan berguna bu, saya tunjukan kepada dunia, ayah akan melihat saya akan kuwujudkan cita cita yang dikatakan ayahku”. Ibu hanya tersenyum ibu hanya mengelus ngelus kepalaku ia percaya bahwa aku akan bisa melakukannya.
            Hari ini aku pergi kuliah memakai baju rapi, berdandan selayaknya seorang mahasiswi. Seperti biasa aku berangakat naik ojek, melihat anak pergi ke sokolah sambil menyapaku. Hati ku bergetar ketika aku melihat anak anak itu kembali. Setibanya aku di kuliah melihat sana sini berinteraksi bergabung dengan teman sampai akhirnya aku menemukan seorang sahabat yang bernama rudy. Kami hampir setiap hari bersama . aku seorang tipe anak yang pendiam, lugu kurang pergaulan hanya mengetahui suasana desa. Rudy orang yang baik, cerewet, selalu trend selalu PD di hadapan publik. Aku akan belajar mempunyai sifat seperti rudy.

            Sampai ketika aku mempunyai sifat PD di hadapan publik. 4 tahun yang ku nanti aku lulus dari universitas aku mendapat gelar sarjana. Hatiku bangga, begitu pula dengan ibuku. Aku tak sia sia aku akan berguna. Sehari setelah aku lulus aku pergi ke SD kampong sebelah aku mendaftarkan diri menjadi guru di sana. Berjalan di dampingi seorang sahabat tak terasa begitu lelah, setiba di sana aku berbicara kepada bapak kepala sekolah. Rudy menungguku di luar ruangan. Dia cemas dia takut jika aku akan kecewa. Setelah aku berbincang bincang ternyata aku tak di terima di sana harapan ku gugur hatiku sakit sontak aku menetas air mata berlinang di pipiku. Ternyata sekolahan itu akan berkhir sudah perjalannya. Aku terkejut mendengarnya “apa guna pendidikan di Indonesia ? apa guna lembaga pendidikan nasional ? apabila anak desa pun tidak bersekolah” hanya kata kata itu yang lontarkan kepada bapak kepala sekolah. Aku berusaha meyakinkan kepala sekolah agar dapat menerimaku menjadi guru SD di sana tanpa di bayar aku akan membangun generasi yang berguna tidak menggantungkan nasib di lading perkebunan.
            Setengah jam aku berbicara dengan bapak kepala sekolah, sampai sampai rudy ketiduran. Aku tau rudy terlalu capek sehabis pulang dari kantor walikota. kerjanya begitu berat rudy yang berbadan besar tinggi bisa ketiduran karena pekerjaan. Aku biarkan dia tertidur pulas. Sambil menunggu rudy terbangun aku mengenalkan diri kepada anak anak SD yang selalu menyapaku setiap pagi. Serentak mereka berteriak kegirangan. Aku tertawa lebar sekali walau sebenarnya aku menangis melihat pendidikan yang tak layak di sini. Berkenalan diiringi permainan dan nyanyian suasana menyenangkan di hidupku sampai akhirnya rudy bocah terbangun, dengan terpaksa kami pulang karena rudy akan pergi ke kantor walikota kembali.
            Malam sepi sunyi di pedesaan. ibu bertanya kepadaku tentang pekerjaanku, aku bercerita panjang kepada ibuku sontak ibu ku berteriak menolak yang ku rencanakan “ibu ingin kamu dapat hidup layak, ibu ingin kamu hidup selayaknya seorang sarjana di luar sana”. Aku hanya diam melihat mata ibu ku dalam kesedihan aku sadar ibu melihat ku seperti orang bodoh. Tapi aku yakin itu semua akan dapat bermanfaat. Aku mencoba meyakinkan ibuku berbicara kepadanya dengan nada sedikit memelas menjelaskan apa arti hidup tanpa pendidikan. Ibu memelukku, ibu menerima semua yang ku katakanan, ia percaya . aku segera menuju tempat tidur untuk persiapan keesokan harinya.
             Mentari bersinar aku mulai hidup menjadi seorang guru tanpa jasa. Tak mengharapkan jasa hanya berharap dapat memberi yang terbaik kepada anak Indonesia. itulah bentuk pengabdianku kepada Negara. Hari ini aku berguna bagi Negara pasti kelak aku juga berguna bagi keluarga.  Datang ke sekolah berseragam layaknya guru begitu terlihat menabjukan. Hari hari kulewati mengajr anak anak desa dengan telaten begitu indah di rasakan.
            Aku mendapat kabar dari sahabatku rudy setelah lama kami tidak berkomunikasi dia mengirim surat kepadaku, dia mengabarkan akan ada lomba lomba tingkat kota di sana. Inilah peluangku untuk memajukan sekolah dasar yang aku bimbing yang aku bangun dengan semangat hidup. Di surat ini rudy berkata ada banyak lomba. di antanya aku sangat tertarik dengan lomba MIPA, drama, paduan suara. Langsung aku balas surat rudy tanpa berfikir tanpa meminta pendapat kepada bapak kepala sekolah untuk mendaftarkan sekolah kami mengikuti lomaba MIPA, drama, dan paduan suara.
            Bel pulang sekolah berbunyi teng teng teng sontak anak anak bingung mempersiapkan dirinya. Aku berkata bahwa siswa siswa di sekolah ini akan mengkuti lomba berdasarkan kemampuannya. masalah keuangan akan di tanggung dengan sahabatku rudy. Serentak mereka kegirangan berteriak “hoorrreee saya saya saya” sekali lagi aku menjelaskan “semuanya akan ikut pilih bidang yang kamu sukai. Banyak di antaranya memilih lomba drama, sebagian di bidang paduan suara dan MIPA. “
            Mentari terbenam sedikit gelap aku berjalan sendiri. Membayangkan semuanya akan berjalan dengan lancer baik dan sempurna. Ternyata aku di susul ibuku aku berlari menghampirinya dengan senyum lebar manis melambaikan tangan. Bercerita sepanjang perjalannan dengan nada semnagat 45 ibu mendengarkan sepenuh hati mendukung program programku. Ibu bangga kepadaku aku dapat membahagiakan keluarga aku dapat berguna bagi keluarga dan Negara.
            Pagi selalu pagi entah sore atau pun malam tetap pagi selalu ada matahari terbit. Berangkat mengajar anak berlatih dalam semua bidang menyenangkan. aku menjelaskan satu satu yang perlu di benahi. Bapak kepala seolahpun ikut membantuku bahakan si rudy datang ke SD dengan senang hati membantu mempersiapkan semuanya dengan baik. Saat ini H-3 kami menuju loba tingkat kota. Semuanya sudah di siapkan sebanyak 20 siswa sudah berkobar kobar semangatnya. “Kita akan berperang anak anak, ibu yakin kalian menang, kalian akan berguna. Tapi apa bila kalian tak mendapat juara jangan patah semangat semuanya butuh proses, ibu yakin kalian semua pasti bisa”.  Sepulang sekolah rudy mengantarku pulang menaiki mobil pick up serasa begitu nyaman tanpa jalan kaki. Di rumah di sambut hangat ibuku. Ternyata hari ini bertepan rudy berulang tahun kebetulan sekali ada rudy di sisiku langsung aku mengucapkan sepatah kata “selamat ulang tahun rud” dengan lianangan air mata keharuan sudah 5 tahun kami berkenalan . “iya makasih, sudah malam aku pulang  “ ujar rudy .
            H-3 sudah berlalu tepat hari ini anak SD bernagkat menaiki mobil pick up rudy. Berpamitan kepada ibuku meminta doa restu untuk mewujudkan cita citaku . ibu memeluk erat tubuh ku meyakinkanku untuk selalu bersemangat. Tiba juga di tempat gedung walikota banyak anak anak SD di sana tapi aku sudah belajar sifat PD dari rudy. Tak patah semanagt tambah lebih semnagt lagi. Semuanya sudah masuk di dalam ruangan yang telah di kelompokan menurut bidang yang di pilihnya. Aku mendampingi anak anak yang bermain drama sedangkan rudy dan bapak kepala sekolah mendampingi paduan suara. Menunggu selama 2 jam melihat semua anak pentas di atas panggung aku terkagum kagum melihat semunya smapai akhirnya tiba juga penantianku anak anak yang ku bimbing naik di atas panggung memainkan drama yang berjudul “pangeran kebun teh” aku terkagum kagaum di buatnya mereka yang terbaik di mataku mereka bersenangat melebihiku. Suara oplosan terdengar nyaring keras sekali dari sang juri dan penonton lainya. Di sini kami sportif menjadi seorang peserta lomba.
            Datanglah waktu yang kunanti akhirnya juri mengungumkan hasil seluaruh lomba di segala bidang. Aku di ambai ketakutan tanganku bergetar kakiku dingin wajah ku juga pucat begitu pula dengan kepala sekolah dan rudy yang selalu mendukungku. Perjuangan kamu tak sia sia kami mendapat juar 1 drama tingkat kota juara 1 MIPA dan juara 3 paduan suara . aku bersujud syukur begitu pula dengan rudy dan kepala sekolah anak anak bimbingku dapat menunjukan kepada orang lain bahwa anak desa tak kalah pintar dengan anak kota. Aku bertemu dengan bapak walikota aku di beri ucapan selamat sontak air mata becucuran di hadapan walikota . semuanya terbayar tak terbuang dengan sia sia. Aku dapat melakukannya . kami pulang membawa piagam piala dan uang bimbingan. uang itu akan di pergunakan untuk pembangunan sekolah yang lebih memadai. Kami mengadakan syukuran.
            Hari minggu libur dalam mengajar ibu mengucap selamat kepada ku yang baru saja bagun dari tempat tidur. Aku memeluk ibu menciumnya menangis haru. Aku dapat mewujudkan cita citaku dan cita cita ayahku . pasti ayah juga akan sengang jika mendengarkannya. Tak lama kemudian ada suara ketukan pintu aku membukanya ternyata yang datang adalah tukang pos mengantarkan surat dari walikota bahwa aku akan di angkat menjadi pegawai negeri mendapat bantuan dalam membangun sekolah dan aku mendapat gelar guru terbaik dan gelar dalam pengabdian. Kisah kisah ini semua membutuhkan proses dalam menuju sebuah kebahagiaan.

Karunia rahma arifin J

Sabtu, 23 Februari 2013

My Self & My Lovely Person

Halo temen2 semua...
Perkenalkan ya nama ku Karunia Rahma Arifin, kalo ada yang manggil Rahma pasti gw nyaut kok.. :)
Tapi biasanya orang yang kusayang sering manggil aku Panda & BAN..
He he he. Nakall banget ya tunanganku ngganti2 namaku.. 
Pengen tak cubitin kok dia kalo manggil aku gitu. He he he... :D

Tgl lahirku 4 Oktober 1997. Kalo yang pengen ngasih kado boleh kok...
He he he.. :D

Emm, Aku tinggal di Kec. Wlingi, Kabupaten Blitar..
Mampir juga boleh kok..
Tenang aja, gak dipunggut biaya kok kalo mampir, tapi cuman harus bawa oleh2 kalo mampir..
He he he.. :D

Sekolahku di SMPN 1 Wlingi, Kabupaten Blitar. Aku sekarang udah kelas 9 bentar lagi lulus
(Berharap lulus & dapet SMA favorit)

Kelasku pokoknya yang paling indahh sendiri & warnanya ungu...
He he he.. :D
(PD)

Emm, aku punya tunangan yang biasanya tak panggil beluang..
(He he he. Lucu ya panggilannya.. :D )
Aku manggil dia beluang soalnya dia juga manggil aku panda se...

Kadang aku juga manggil dia Tewel...
He he he, soalnya dia bawel banget sih... :D
Tapi dia juga kadang2 bales manggil aku BAN. He he he.. :D
Lucu ya kisahku... ;)
Sebenere nama aslinya Andre Bagus Hardyansyah...
Bagus kan namanya...
(Tapi masih bangusan namaku lho.. )
Dia sekolah di SMAN 1 Blitar...

Dia baik banget deh sama aku. Aku juga sayang banget sama dia...
Ha ha ha. Kadang2 aku juga sering njahilin dia...
(Maap lho ya beb aku kalo sering njahilin kamu.. )
Tapi beluangku yang lebih sering njailin aku...
Aku pengen deh nabokin & njiwitin dia sepuasnya...
(Jahat banget ya aku)

Cita2 ku adalah pengen jadi ilmuwan yang bisa mengahrumkan bangsa Indonesia... :)
Aku pengen banget deh jadi orang yang berguna bagi Nusa & Bangsa ini...
Hobby ku foto2 & njahilin beluangku. He he he.. :D
(hobbyku langka kan. Rahma gitu lho... )

Udah dulu ya, kalo pengen kenalan bisa tanya ke aku... :D
Apa main ke rumah & sekolahku juga bisa kok.. :)